Senin, 03 Maret 2008

Kompresi File Sampai Maksimal


Dengan pengaturan yang pas, 7-Zip bisa mengompres file dengan sangat baik. Apa saja yang harus diatur? Mari ikuti biar mengerti.

7-zip termasuk keluarga file archiver dengan tujuan membuat ukuran file lebih kecil dari aslinya agar lebih mudah didistribusikan. 7-Zip, secara gratis, bisa diperoleh dari situs web www.7-zip.org. Ketika sebuah arsip ingin dibuat dengan 7-Zip (mengklik kanan satu atau beberapa file, memilih [7-Zip] > [Add to Archive]), pengguna akan dihadapkan pada beberapa pilihan. Apa yang ia pilih berdampak pada hasil kompresi. Kalau salah pilih, kompresi tak akan maksimal.Karena itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui agar dapat membuat arsip file dengan kompresi paling optimal. Artinya, ukuran file arsip yang dihasilkan dibuat sekecil mungkin atau istilah teknisnya adalah rasio kompresi yang tinggi.

7-zip yang digunakan pada artikel ini adalah 7-Zip 4.47 Beta. Versi stabil yang dipakai secara umum adalah versi 4.42. Bedanya tipis. Pada 7-Zip 4.47 Beta ada pilihan baru yakni [Solid Block Size] dan [Number of CPU threads]. Pilihan [Solid Block Size] menggantikan pilihan [Create Solid Archive] yang ada di versi 4.42. Sedangkan [Number of CPU threads] menggantikan [Multi-threading].

Dengan mengaktfikan [Create Solid Archive] pada versi 2.42, kompresi yang dihasilkan lebih baik. Sedangkan di 4.47, cukup jangan memilih pilihan [Non-Solid] pada [Solid Block Size].Untuk pilihan Number of CPU threads, menurut manual 7-zip, jika anda memilih 2 thread, kecepatan kompresi file akan meningkat, pilihan ini hanya untuk metode LZMA.Proses pembuatan kompresi file dengan 7-Zip dimulai dengan memilih file, kemudian mengklik kanan file itu, memilih [7-Zip], dan mengklik [Add to archive]. Kemudian, muncullah kotak dialog milik 7-Zip.

Format Arsip

Pilihan pertama adalah Archive Format yang digunakan untuk menentukan format arsip yang dihasilkan. Pilihannya terdiri dari: 7z (format andalan 7-Zip), BZIP2, GZIP, Tar, dan ZIP. Format yang umum dipakai pada sistem operasi Windows adalah 7z dan ZIP. Karena ZIP sangat umum dan fleksibel (dikenali oleh hampir seluruh pembuat arsip), format ZIP-lah yang dipilih.

Tingkat Kompresi

Selanjutnya, tingkat kompresi ditentukan pada bagian Compression Level. Pilihan yang ada terdiri dari [Store], [Fast], sampai [Ultra]. Pilihan [Store] akan membuat arsip tidak dikompres, hanya dibungkus ke dalam 1 paket saja. Ukuran file hasil kompresi terkecil diperoleh dengan memilih [Ultra]. Namun, dengan memilih [Ultra], waktu yang diperlukan untuk memampatkan file menjadi lama. Jadi, kalau tidak terlampau terburu-buru, pilih saja [Ultra].

Pilihan selanjutnya adalah metode kompresi (Compression Method). Untuk format zip, pilihan metode kompresi terdiri dari [Deflate], [Deflate64], dan [Bzip2]. Dari ketiga pilihan yang ada, [Deflate64] memberikan hasil kompresi yang terbaik.

Deflate adalah metode yang standar digunakan pada format ZIP. Sedangkan metode Deflate64 adalah Deflate dengan ukuran dictionary 64KB. Kelemahan Deflate64 adalah kurangnya fleksibilitas. File yang dikompres dengan metode Deflate64 hanya bisa dibuka oleh program yang mendukung dekompresi Deflate64. Sebagai informasi, selain 7-Zip, Winrar juga mendukung Deflate64.Kalau file hasil kompresi hendak didistribusikan secara luas, hindari format yang tidak standar. Umumnya format yang digunakan untuk distribusi di internet adalah format zip dengan metode Deflate.

Word Size

Menurut manual 7-Zip, word size digunakan untuk mencari rangkaian bytes yang identik untuk kompresi. Semakin besar word size, semakin baik rasio kompresinya. Untuk ZIP (Deflate64), pengaruhnya tak teralu besar.Pilihan yang boleh dicoba adalah 192. Kenapa 192? Berdasarkan pengalaman, pilihan lebih besar dari 192 memberikan hasil ukuran kompresi bertambah beberapa byte.

Cara Tepat Kompres File Gado-Gado

Bagaimana cara yang tepat untuk mengompres sekumpulan file yang terdiri file biner dan file teks? Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan.

1. Cari kelompok file yang jumlahnya terbanyak. Biner atau teks yang paling banyak? Jika file biner lebih banyak daripada file teks, maka kompres dengan metode LZMA. Jika sebaliknya, maka gunakan metode PPMD. Contoh: jika dalam satu folder ada 12 file - 2 file biner dan 10 file teks. Seandainya 12 file tersebut mempunyai ukuran rata-rata hampir sama, metode yang tepat adalah menggunakan PPMD. Tapi, jika ada perbedaan besar antara satu kelompok file dengan kelompok file lainnya, maka anda harus gunakan cara nomor 2.

2. Inilah cara nomor 2. Lihat ukuran file-nya. Cari kelompok yang ukurannya terbesar - biner atau teks? Misalnya dalam satu folder ada 12 file - 2 file biner dan 10 file teks. Jika ukuran 2 file biner tersebut lebih besar daripada ukuran 10 file teks, maka metode yang harus digunakan adalah LZMA.

3. Kalau pengetahuan soal mana file biner mana file teks terbatas, coba saja kedua metode - LZMA dan PPMD. Kemudian gunakan metode yang memberikan hasil kompresinya terkecil. Tapi, dengan cara ini, bersiap-siaplah untuk kerja 2 kali.


Fuel Cell: Siap Geser Baterai Lithium di Notebook?


Sejak beberapa tahun lalu, para vendor sudah menemukan pengganti baterai Lithium-ion (Li-ion) dan Lithium-polimer (Li-po) yang hingga saat ini masih menjadi tenaga penggerak andalan di notebook serta sebagian besar gadget elektronik lainnya. Namanya fuel cell.

Dibandingkan perangkat lain yang disematkan di komputer, baterai termasuk salah satu yang perkembangannya sangat lamban. Saking leletnya, inovasi produk yang satu ini bisa dibilang jalan di tempat, beda sekali dengan harddisk atau flash drive yang generasi terbarunya kerap muncul.

Apakah teknologi baterai terlalu sulit sehingga inovasinya terhambat? Tidak juga. Perlu Anda ketahui, para vendor sudah lumayan lama menemukan fuel cell yang dikenal sebagai teknologi pengganti baterai.

Lebih Awet

Ayo kita mundur ke tahun 2002. Saat itu, vendor-vendor seperti Casio Computer, Toshiba, Hitachi, Motorola, dan MTI telah memperkenalkan fuel cell berbahan utama metanol sebagai kandidat kuat pengganti Litium. Selain ideal digunakan di produk mobile seperti laptop dan ponsel, fuel cell juga dianggap irit konsumsi daya—mampu menambah waktu pakai gadget hingga 10 kali lebih lama.

Pada bulan September 2005, LG sangat optimis dengan fuel cell portabel bikinannya sampai mengeluarkan pernyataan bahwa merekalah yang bakal menjadi perusahaan pertama yang mengomersilkan baterai tersebut untuk notebook. Prototipe fuel cell yang dibuat LG memiliki bobot di bawah 1Kg dan disinyalir mampu menghasilkan daya hingga 25Watt, atau lebih dari 10 jam waktu pakai. Saat itu, LG memrediksi pasar global untuk fuel cell bisa mencapai 600 milyar USD pada tahun 2006, dan akan terus naik menjadi 1,9 milyar USD pada tahun 2010. Namun, hingga tahun 2006, fuel cell belum juga komersil.

Sekitar bulan Maret 2006, vendor asal Taiwan bernama Antig menyatakan baterai notebook berbasis fuel cell besutan mereka akan hadir di toko-toko komputer pada awal tahun 2007. Tadinya, Antig memilih awal Januari 2007 sebagai waktu yang tepat untuk memulai penjualan produknya lantaran lembaga regulasi International Civil Aviation Organization (ICAO), yang sebelumnya secara khusus melarang penumpang membawa cairan seperti metanol dalam pesawat, berencana akan menghapus aturan tersebut pada bulan Januari 2007. Kenyataannya, aturan tersebut tak juga dicabut, justru malah diperketat.

Komersil 2-3 Tahun Lagi

Memasuki pertengahan tahun 2007, fuel cell belum juga siap dilempar ke pasaran. Berita terbaru mengenai perkembangannya datang pada tanggal 13 Agustus 2007 lalu. Samsung telah menyempurnakan teknologi Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) miliknya yang sempat dipamerkan ke publik pada akhir Desember 2006. Ukurannya diperkecil hingga berdimensi 150mm x 50mm x 50mm. Total kapasitas energinya sekitar 1200W dengan output energi 20W.

Kelebihan utama dari DMFC adalah kemampuannya mengoperasikan notebook ultra portabel seri Q30, Q35, dan Q40 besutan Samsung hingga delapan jam sehari selama satu bulan. Kabarnya, vendor asal Korea Selatan tersebut bakal merilis temuannya ini paling lambat tahun 2008 nanti. Meski begitu, para analis meramalkan paling cepat 2-3 tahun lagi fuel cell baru benar-benar bisa komersil.

Anda boleh gemas dengan leletnya proses adaptasi industri TI dari baterai Litium ke fuel cell. Tapi seperti inilah kira-kira kondisi ketika Litium mulai menggeser posisi baterai Nikel (NiMH dan Ni-Cd2). Meskipun sudah jelas terbukti bahwa performa Litium jauh lebih baik dibandingkan Nikel, tetap saja butuh waktu cukup lama bagi para vendor untuk mengaplikasikannya ke dalam produk-produk mereka.

Proses adaptasi, khususnya untuk mengganti sesuatu yang secara massal telah digunakan di sebagian besar produk elektronik dalam jangka waktu yang lama (contohnya baterai Lithium yang sudah dipakai selama hampir 16 tahun), memang tak mudah. Selain diganjal harga bahan baku yang masih mahal, butuh edukasi yang intensif kepada para konsumen yang masih awam dengan teknologi fuel cell karena mereka mesti membiasakan diri tak lagi mencolok gadget ke listrik, tapi mengisi ulang baterai dengan metanol cadangan.

Sedikit tentang Fuel Cell

Fuel cell diciptakan pertama kali oleh Sir William Grove pada tahun 1839. Grove menemukan bahwa ternyata air bisa terurai menjadi hidrogen dan oksigen ketika diberi arus listrik. Proses ini kemudian dinamakan elektrolisis. Ia lalu berhipotesis bahwa jika proses tersebut dibalik untuk menghasilkan listrik dan air. Lima puluh tahun kemudian, Ludwig Mond dan Charles Langer memopulerkan istilah “fuel cell” ketika sedang membuat model praktis untuk menghasilkan listrik.

Fuel cell pada dasarnya adalah alat konversi energi elektrokimia. Ia mampu mengubah senyawa hidrogen dan oksigen menjadi air, dan dalam prosesnya menghasilkan listrik. Beda dengan baterai yang mengubah semua senyawa kimia di dalam tubuhnya menjadi listrik dan kemudian habis sehingga harus dibuang atau mesti diisi ulang memakai catuan daya, senyawa kimia di fuel cell terus mengalir di dalam selnya secara konstan sehingga tidak pernah mati.

Ada banyak jenis baterai fuel cell, namun yang paling banyak dipilih vendor sebagai kandidat kuat pengganti baterai Lithium adalah DMFC (Direct-methanol FC). DMFC sebenarnya telah dikembangkan sejak awal tahun 90-an. Prinsipnya kira-kira begini: larutan metanol ditambahkan ke sisi anoda baterai (fuel side) dan akan terurai menjadi proton dan elektron serta karbondioksida. Elektron akan dibawa keluar fuel cell dalam bentuk arus listrik yang kemudian dipakai untuk menjalankan notebook selama kira-kira 8 jam. Arus tersebut lalu mengalir kembali ke katoda fuel cell (air side). Nah, proton dan elektron di katoda kemudian bereaksi dengan udara untuk membentuk air, yang selanjutnya dibuang dari sistem.

AMD Terlempar dari Top 10 Manufaktur Chip

Laporan terkini mengenai revenue semikonduktor tahun 2007 telah dirilis oleh Gartner. Berdasarkan hasil risetnya, jawara di kancah penjualan chip adalah Toshiba yang pendapatannya meningkat hingga 28 persen.

Intel dengan cepat juga telah meraup kembali revenue yang sempat dihilangkannya pada tahun 2006, yang mana pada saat itu AMD masih menempel ketat. Di tahun tersebut, penurunan revenue Intel mencapai 9,5 persen. Alhasil, market sharenya pun jatuh dari 14,7 persen menjadi 11,6 persen. Tapi selama tahun 2007, Intel sukses memperbaiki revenue-nya menjadi 8,2 persen atau 32,9 milyar USD sehingga market share perusahaannya ikut terdongkrak naik menjadi 12,2 persen.

Peringkat kedua dalam hal revenue adalah Samsung, yang berhasil meraup 20,9 milyar USD dari penjualan chip-nya dan berhak menguasai market share sebesar 7,7 persen. Di lain pihak, prestasi Texas Instruments (TI) kurang baik sepanjang tahun 2007 karena revenue-nya turun ke angka 4,2 persen dengan meraup 11,5 milyar USD. TI memang masih secara masif memproduksi chip untuk Nokia, tapi sialnya, untuk berjaga-jaga supaya tidak terjadi kekurangan stok, vendor asal Finlandia tersebut memutuskan untuk memesan dari supplier lainnya juga.

AMD tidak berhasil masuk ke dalam daftar top 10 manufaktur chip ini. Menurut iSuppli, mereka "hanya" meraup revenue sebesar 5,7 milyar USD sehingga mesti puas bertengger di posisi nomor 11. (kes)